[videojs dailymotion =”https://www.dailymotion.com/video/x8i8iuc”]
SEMARANG, KOMPAS.TV – Di Kota Semarang sepanjang tahun 2022, jumlah anak yang mengidap diabetes sebanyak 377 anak, 33 di antaranya tergantung pada insulin, sementara 344 lainnya tidak tergantung pada insulin. Jumlah ini meningkat dari tahun 2021, yakni sebanyak 269 anak yang mengidap diabetes melitus. Meningkatnya jumlah anak yang mengidap diabetes, umumnya disebabkan oleh faktor keturunan atau bawaan sejak lahir. Faktor ini masuk dalam kasus diabetes melitus tipe 1, yang berarti tubuh tidak mampu memproduksi insulin.
Selain itu, faktor lainnya disebabkan pola makan yang tidak teratur seperti konsumsi makanan dan minuman manis secara berlebihan, serta kurangnya aktivitas yang mendorong anak-anak untuk banyak bergerak. Faktor ini masuk dalam kasus diabetes melitus tipe 2, yang berarti kelenjar pankreas tidak mampu mencukupi kebutuhan insulin pada tubuh.
“Sekarang ini angka usia pengidap diabetes justru semakin maju. Hal ini karena pola hidup dan pola makan yang tidak bisa dilakukan secara sehat, seperti malas gerak dan hanya mau makan enak,”ujar Abdul Hakam, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang.
Meningkatnya kasus diabetes pada anak yang disebabkan oleh pola makan tidak teratur, membuat orang tua lebih waspada terhadap makanan yang dikonsumsi anak. Salah satunya adalah Yuninta.
“Kalau MPASI itu dengan mengurangi gula, tidak usah sampai yang banyak. Dan memakai cemilan yang sudah ada mereknya yang rendah gula,”kata Yuninta.
Untuk menghindari diabetes melitus pada anak, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang mengimbau orang tua untuk mengatur konsumsi gula atau makanan pada anak dan mengedukasi anak dalam memilih jajanan sehat saat berada di luar rumah ataupun sekolah.
#diabetes #anak #semarang
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/377847/waspada-kasus-diabetes-anak-meningkat